Suluk Bunyi – dalam Sepenggal Perspektif


“Suluk Bunyi” merupakan rangkaian peristiwa yang meringkus “ruang dan waktu” Idi pangestu dalam menjelajahi, dan atau, perjalanan diri (dalam konteks metafora bunyi yang bersifat abstrak nan subyektif). Dengan kata lain “bunyi” adalah re-presentasi (bahkan pada suatu waktu dapat dilihat sebagai representasi-emosi-pemikiran) diri yang jauh dari imitasi be-bunyian (nada) yang konvensional(-populer), apalagi bunyi atau nada yang berputar-putar pada ranah hiburan semata.
Menariknya, selama proses kuratorial (dan persiapan penyajian pameran) tidak sekalipun pernyataan; Inilah “Bunyi-ku”! dia utarakan secara verbal. Meskipun dari karakter “bunyi” di-karyanya tersebut tampak, dan terasa jelas. Argumentasinya; Bunyi dia implementasikan ke-dalam “ruang-konstruktif” yang meliputi “ke-khasan” proses penciptaan karya seni yang pada umumnya diawali oleh pencarian-bentuk visual. Dia “membaliknya!”, awalnya adalah “soal bunyi”, berikutnya sadar atau tanpa disadari akhirnya membentuk rupa (artefak-rupa). Ikhwal ini saya yakini melintasi persoalan emosi, pemikiran dan pengalaman. Dan bahkan kalau sedikit hiperbolis, daya-cipta ini menisbikan tatanan umum pendidikan-seni yang pernah dia jalani di Institute Seni Indonesia, Yogyakarta. Di titik inilah, rangkaian karya hasil kreasi/ciptaan Idi Pangestu yang kami pamerkan di Ruangdalam Art House kami anggap penting untuk dihantarkan kepada publik.
Bayu W
Curator in House

©️ RuangDalam Art House